Menyusul bicara seorang remaja, mencari kebenaran soal Persahabatan.
Dan mendapat jawaban:
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan. Dialah ladang hati yang dengan kasih kau taburi, dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih.
Dia pula lah naungan sejuk keteduhanmu, sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu.
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian.
Bila dia bicara menyatakan fikirannya, kau tiada menakuti bisikan "tidak" di kalbumu sendiri. Pun tiada kau takut melahirkan kata "Ya".
Dan bilamana ia diam terbungkam tanpa bicara, hatimu tiada kan henti mencoba menangkap bahasa hatinya.
Karena dalam rangkuman persahabatan, tanpa kata segala fikiran, harapan dan keinginan. Dicetuskan bersama dan didukung bersama, dengan sukacita yang utuh pun tiada disimpan.
Di saat berpisah dengan teman, kau tiada kan berduka cita:
Sebab apa yang paling kaukasihi darinya, amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan.
Sebagaimana sebuah gunung, nampak lebih agung dari tanah ngarai daratan.
Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan, kecuali saling memperkaya kejiwaan.
Sebab kasih yang masih mengandung pamrih, di luar misterinya sendiri bukanlah kasih namun jaring yang ditebarkan, hanya akan menangkap yang tiada diharapkan.
Persembahkanlah yang terindah demi persahabatan, jika dia harus tahu musim surutmu,
Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Sebab siapakah sahabat itu hingga kau hanya mendekatinya untuk bersama sekedar akan membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama: menghidupkan sang waktu!
Sebab dialah orangnya untuk mengisi kekuranganmu, bukannya untuk mengisi keisenganmu.
Dan dalam kemanisan persahabatan, biarkanlah ada tawa ria kegirangan, berbagi duka dan kesenangan.
Sebab dari titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menghirup fajar hari dan menemukan gairah segar kehidupan.
Dan mendapat jawaban:
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan. Dialah ladang hati yang dengan kasih kau taburi, dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih.
Dia pula lah naungan sejuk keteduhanmu, sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu.
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian.
Bila dia bicara menyatakan fikirannya, kau tiada menakuti bisikan "tidak" di kalbumu sendiri. Pun tiada kau takut melahirkan kata "Ya".
Dan bilamana ia diam terbungkam tanpa bicara, hatimu tiada kan henti mencoba menangkap bahasa hatinya.
Karena dalam rangkuman persahabatan, tanpa kata segala fikiran, harapan dan keinginan. Dicetuskan bersama dan didukung bersama, dengan sukacita yang utuh pun tiada disimpan.
Di saat berpisah dengan teman, kau tiada kan berduka cita:
Sebab apa yang paling kaukasihi darinya, amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan.
Sebagaimana sebuah gunung, nampak lebih agung dari tanah ngarai daratan.
Janganlah ada tujuan lain dari persahabatan, kecuali saling memperkaya kejiwaan.
Sebab kasih yang masih mengandung pamrih, di luar misterinya sendiri bukanlah kasih namun jaring yang ditebarkan, hanya akan menangkap yang tiada diharapkan.
Persembahkanlah yang terindah demi persahabatan, jika dia harus tahu musim surutmu,
Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Sebab siapakah sahabat itu hingga kau hanya mendekatinya untuk bersama sekedar akan membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama: menghidupkan sang waktu!
Sebab dialah orangnya untuk mengisi kekuranganmu, bukannya untuk mengisi keisenganmu.
Dan dalam kemanisan persahabatan, biarkanlah ada tawa ria kegirangan, berbagi duka dan kesenangan.
Sebab dari titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menghirup fajar hari dan menemukan gairah segar kehidupan.
Comments