Seorang penenun datang menampilkan sebuah pertanyaan soal pakaian.
Maka diberilah ia jawaban:
Pakaian menyembunyikan banyak keindahan namun tak mampu menutupi keburukan.
Dan walau dalam bersandang engkau mencari kebebasan terlindung dalam selubung diri, namun dikau mungkin mendapatkan belenggu ketopong serta rantai besi.
Betapa inginku dikau menyambut sinar mentari serta menyongsong lembutnya hembusan angin langsung dengan serapan kulitmu sendiri tak banyak pakaian yang lekat menghalangi.
Sebab nafas kehidupan ada dalam cahaya surya dan tangan kehidupan berada di angin-pawana.
Beberapa di antaramu kudengar berkata:
"Angin Utara lah yang menenun pakaian yang kami kenakan".
Dan aku berkata pula: Ya, dialah si pembuat pakaian.
Tetapi rasa malu mewujudkan alat pemintalnya, benangnya terbuat dari sutra penenang syaraf.
Dan ketika kerja ini terlaksana, tertawalah ia di dalam rimba.
Janganlah kau lupa bahwa kesantunan insan adalah perisai penolak pandangan pemandangan tak suci.
Dan apabila yang tak suci telah tiada lagi, maka apalah rasa malu selain dari sebuah noda pencemaran budi?
Dan jangan dilupakan, untuk bumi adalah kesenangan merasakan telapak kakimu tanpa alas berjalan. Serta angin pun selalu rindu bermain dengan rambutmu.
Maka diberilah ia jawaban:
Pakaian menyembunyikan banyak keindahan namun tak mampu menutupi keburukan.
Dan walau dalam bersandang engkau mencari kebebasan terlindung dalam selubung diri, namun dikau mungkin mendapatkan belenggu ketopong serta rantai besi.
Betapa inginku dikau menyambut sinar mentari serta menyongsong lembutnya hembusan angin langsung dengan serapan kulitmu sendiri tak banyak pakaian yang lekat menghalangi.
Sebab nafas kehidupan ada dalam cahaya surya dan tangan kehidupan berada di angin-pawana.
Beberapa di antaramu kudengar berkata:
"Angin Utara lah yang menenun pakaian yang kami kenakan".
Dan aku berkata pula: Ya, dialah si pembuat pakaian.
Tetapi rasa malu mewujudkan alat pemintalnya, benangnya terbuat dari sutra penenang syaraf.
Dan ketika kerja ini terlaksana, tertawalah ia di dalam rimba.
Janganlah kau lupa bahwa kesantunan insan adalah perisai penolak pandangan pemandangan tak suci.
Dan apabila yang tak suci telah tiada lagi, maka apalah rasa malu selain dari sebuah noda pencemaran budi?
Dan jangan dilupakan, untuk bumi adalah kesenangan merasakan telapak kakimu tanpa alas berjalan. Serta angin pun selalu rindu bermain dengan rambutmu.
Comments