Skip to main content

Jual Beli

Seorang saudagar pun datang mendekat.

Bicaralah pada kami tentang Jual dan Beli.

Menjawablah ia, dan katanya:
Kepadamu Sang Bumi memberikan buah-buahan dan manusia tak akan mengalami kekurangan, asalkan kau mengetahui bagaimana cara mengisi tangan.

Di dalam pertukaran hasil kekayaan bumilah, maka manusia mendapatkan pangan yang melimpah ruah, dan disitulah dia memperoleh kepuasan.

Namun apabila pertukaran hasil bumi tak berdasarkan kasih sayang, serta tak didasari oleh semangat keadilan yang paramarta, maka dia akan menggelincirkan sebagian besar umat kepada keserakahan.
Dan sebagian lagi akan menderita kelaparan.

Maka di tengah pasar, pabila kau si pengelola laut, pengelola tanah dan para penggarap kebun anggur, bertemu dengan kaum penenun dan pengrajin serta peramu bumbu dan obat-obatan,
Sebutlah nama roh utama penguasa bumi agar hadir di antaramu, supaya menyaksikan kejujuran timbangan dan meneliti perhitungan, yang memperbandingkan antara nilai keduanya.

Dan jangan biarkan orang yang tak menggunakan tangannya ikut bicara dalam pelaksanaan kerja pembelian dan penjualan.
Sebab mereka akan menjual kata-kata belaka, ingin menukarnya dengan cucuran keringatmu hasil jerih payah kalian.

Pada mereka itu seyogyanya engkau mengatakan:
"Mari kita bersama turun ke sawah ladang atau pergilah bersama saudara kami berlayar ke laut menjala ikan"
"Bumi dan laut akan bermurah hati kepadamu, sebagaimana keduanya pun telah bermurah hati kapada kami".

Pabila berdatangan para penyanyi dan penari, dan beserta mereka juga para peniup nafiri,
Maka melimpah pulalah buah-buahan persembahan mereka,
Sebab mereka pun pengelola buah-buahan dan haruman wangi dupa setanggi, dan apa yang mereka persembahkan ini, walau dianyam dalam tenunan lembut mimpi adalah perlengkapan yang kau butuhkan ialah santapan rohanimu.

Dan sebelum pasar usai dan kau tinggalkan untuk pulang, telitilah dulu sehingga tak seorangpun di antaramu meninggalkan medan jual-beli itu dengan kosong hati serta tangan.

Sebab roh penguasa bumi tiada kan dapat tidur dengan tenang dalam buaian angin yang bergelombang, sebelum dia yang terkecil pun diantara kalian, terpenuhi dalam mengisi kebutuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Cinta

Berkatalah Almitra: Bicaralah kepada kami tentang Cinta. Diangkatnya kepala dan disapukannya pandangan kepada pendengarnya. Suasana hening meliputi mereka. Maka terdengar lantang ia bertutur kata: Apabila cinta memanggilmu ikutilah dia, Walau jalannya terjal berliku-liku. Dan apabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu. Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah, walau ucapannya membuyarkan mimpimu, bagai angin utara mengobrak-abrik pertamanan. Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu, demikian pula dia menyalibmu. Demi pertumbuhan mu, begitu pula demi pemangkasanmu. Sebagaimana dia membubung, mengecup puncak-puncak ketinggianmu, membelai mesra ranting-ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari, demikian pula dia menghunjam ke dasar akarmu, mengguncang-guncangnya dari ikatanmu dengan tanah. Laksana butir-butir gandum kau diraihnya. Ditumbuknya kau sampai polos telanjang. Diketamnya kau agar bebas dari kulitmu. Digoso

Kerja

Seorang peladang datang bertanya: Berilah penjelasan pada kami soal kerja. Maka demikianlah bunyi jawabnya: Kau bekerja supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini. Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim. Serta keluar dari barisan kehidupan sendiri. Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, menuju keabadian masa. Bila bekerja engkau ibarat sepucuk seruling, lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu. Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu, pabila semesta raya melagukan gita bersama? Selama ini kau dengar orang berkata, bahwa kerja adalah kutukan, dan susah payah merupakan nasib, takdir suratan. Tetapi aku berkata kepadamu bahwa bila kau bekerja, engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi. Yang tersurat untukmu, ketika cita-cita itu terjelma. Dengan selalu menyibukkan diri dalam kerja, hakekatnya engkau mencintai kehidupan. Mencintai kehidupan dengan bekerja, adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam. Namun pabila d

Suka dan Duka

Lalu seorang wanita bicara, menanyakan masalah suka dan duka. Yang dijawabnya: Sukacita adalah dukacita yang terbuka kedoknya. Dari sumber yang sama yang melahirkan tawa, betapa seringnya mengalir air mata. Dan bagaimana mungkin terjadi yang lain? Semakin dalam sang duka menggoreskan luka ke dalam sukma, maka semakin mampu sang kalbu mewadahi bahagia. Bukankah piala minuman, pernah menjalani pembakaran ketika berada dalam pembuatan? Dahulu bukanlah seruling penghibur insan adalah sebilah kayu yang pernah dikerati tatkala dia dalam pembikinan? Pabila engkau sedang bergembira, mengacalah dalam-dalam ke lubuk hati, Disanalah nanti engkau dapati bahwa hanya yang pernah membuat derita berkemampuan memberimu bahagia. Pabila engkau berdukacita, mengacalah lagi ke lubuk hati, Disanalah pula kau bakal menemui bahwa sesungguhnyalah engkau sedang menangisi, sesuatu yang pernah engkau syukuri. Diantara kalian ada yang mengatakan: "Sukacita itu lebih besar dari dukacita". Yang lain pula b