Lalu seorang pria angkat bicara:
Guru, terangkanlah kini kepada kami tentang mengenal diri pribadi.
Dan tutrnya berbunyi:
Diam-diam dalam keheningan, hatimu sudah tahu segala rahasia hari serta malam.
Namun telingamu masih rindu mendengar pengetahuan batin bersuara.
Kau dambakan bentuk kata-kata untuk makna yang selama ini kau pahami dalam rasa.
Kau ingin meraba dengan sentuhan panca indera wujud tri dimensi dunia mimpi.
Dan seyogianyalah demikian keinginanmu.
Sumber tersembunyi dari percikan jiwamu,
Harus menyembul dan mengalir ke muara
Gemercik menuju arah samudera.
Sehingga harta terpendam di alas tanpa batas jiwamu terbuka nyata di hadapan penglihatanmu.
Namun janganlah harta yang rahasia itu kau timbang dengan timbangan,
Dan jangan kau duga dengan galah atau kau ukur dengan pita ukuran.
Sebab diri pribadi adalah samudera tanpa batas, tanpa alas.
Jangan kau berkata "Aku menemukan kebenaran".
Lebih baik merasa "Aku menemukan sebagian kebenaran".
Jangan kau ucapkan "Aku menemukan jalan jiwa".
Lebih baik bisikkan "Aku menemukan sesosok jiwa, yang berjalan di jalanku".
Oleh sebab sang jiwa berjalan di segala jalan.
Dia tidak berjalan menurut garis lempang.
Tiada pula tumbuh liar bagai ilalang.
Sesungguhnyalah sang jiwa membuka kelopaknya,
Laksana sekuntum teratai yang bermahtokan beribu ribu daun bunga.
Guru, terangkanlah kini kepada kami tentang mengenal diri pribadi.
Dan tutrnya berbunyi:
Diam-diam dalam keheningan, hatimu sudah tahu segala rahasia hari serta malam.
Namun telingamu masih rindu mendengar pengetahuan batin bersuara.
Kau dambakan bentuk kata-kata untuk makna yang selama ini kau pahami dalam rasa.
Kau ingin meraba dengan sentuhan panca indera wujud tri dimensi dunia mimpi.
Dan seyogianyalah demikian keinginanmu.
Sumber tersembunyi dari percikan jiwamu,
Harus menyembul dan mengalir ke muara
Gemercik menuju arah samudera.
Sehingga harta terpendam di alas tanpa batas jiwamu terbuka nyata di hadapan penglihatanmu.
Namun janganlah harta yang rahasia itu kau timbang dengan timbangan,
Dan jangan kau duga dengan galah atau kau ukur dengan pita ukuran.
Sebab diri pribadi adalah samudera tanpa batas, tanpa alas.
Jangan kau berkata "Aku menemukan kebenaran".
Lebih baik merasa "Aku menemukan sebagian kebenaran".
Jangan kau ucapkan "Aku menemukan jalan jiwa".
Lebih baik bisikkan "Aku menemukan sesosok jiwa, yang berjalan di jalanku".
Oleh sebab sang jiwa berjalan di segala jalan.
Dia tidak berjalan menurut garis lempang.
Tiada pula tumbuh liar bagai ilalang.
Sesungguhnyalah sang jiwa membuka kelopaknya,
Laksana sekuntum teratai yang bermahtokan beribu ribu daun bunga.
Comments